Wednesday, November 14, 2018

Cerita Horror Kuntilanak Dalam Foto



Kejadian ini terjadi antara tahun 2010 dan 2011, saat itu aku masih duduk di bangku SMP. Aku adalah anak yang cukup penakut, saat masih SD aku cukup sering di rumah sendirian dan saat cuaca berubah gelap dan hujan, aku akan menghidupkan semua lampu dan menghidupkan televisi yang ada di dalam kamar dengan suara yang sangat kencang hingga terdengar sampai ruang tamuku. Kenapa? Karena aku selalu merasa ada yang menghantuiku saat berada di rumah.

Sejak lulus SD, aku lebih memilih untuk belajar dalam keadaan tenang tanpa ada yang mengganggu. Setiap malam aku belajar di balkon lantai 2 dengan ditemani suara jangkrik, beberapa bunga anggrek kepunyaan ibuku, beberapa pohon dan juga bintang yang ada di langit. Dari balkon, aku bisa melihat atap rumah tetanggaku, walaupun tidak begitu terang, namun aku suka dengan situasi ini.

Seperti malam-malam biasanya, aku membawa buku pelajaran dan mulai belajar di balkon atas. Saat itu teknologi belum secanggih saat ini, punya ponsel di saat itu pun sudah menjadi sesuatu yang “wah”. Saat lelah belajar, aku memutuskan untuk memainkan game yang ada di ponsel. Namun tidak pada hari itu, aku memilih untuk memotret diri sendiri atau bahasa zaman sekarang dikenal dengan selfie.

Bermodal kamera VGA, aku sibuk mengambil foto selfie. Saat kurasa sudah banyak, akupun melihat hasilnya. Lalu aku terfokus pada 1 foto yang menurutku sedikit aneh. Aku tidak sendiri, ada mbak-mbak di belakangku.

“ini siapa?”, batinku.

Aku pun membesarkan foto tersebut untuk mengetahui lebih jelas.

“loh, kok ada orang?”, aku mulai penasaran.

Dengan refleknya aku menoleh ke belakang dan tidak ada siapa-siapa. Aku pun kembali memperhatikan foto yang ada di ponselku.

“Kok disini jelas-jelas ada, kalau di lihat aslinya nggak ada?”, bisik hatiku semakin penasaran.


 Dengan perlahan aku melihat kembali ke belakang, namun hasilnya tetap sama.

“Oh, coba lihat ada kakinya apa enggak”, aku sudah mulai ketakutan, deg-deg-deg.

Jantungku berdetak kencang saat aku tahu bahwa dia melayang. Foto yang aku lihat saat itu, mbak-mbak berbaju putih, melayang di atas atap rumah tetanggaku dengan rambut yang panjang (kurang lebih sepinggul) dan rambutnya menutupi muka. Setelah melihat bahwa dia melayang, aku langsung menghapus fotonya dan lari terbirit-birit turun ke bawah. Sejak saat itu, aku tak pernah belajar di balkon atas, takut saat belakang (punggung) ku lebih gelap dari pada yang ada di depanku, jarang selfie dan cukup sering melihat atau merasakan sesuatu yang “aneh”.

No comments:

Post a Comment