Saturday, December 22, 2018

Cerita Horror Arwah Datuk di Bawah Pohon




Arwah Gentanyangan - Cerita Horror Arwah Datuk di Bawah Pohon - Telah disepakati, untuk mempersiapkan acara Maulid Nabi, semua anak-anak pada malam Jum’at untuk berkumpul di Madrasah melaksanakan rapat persiapan. Jam 7.00 WIB mereka semua harus berkumpul. Rumah Shinta cukup jauh, dibandingkan dengan teman-teman yang lain, seharusnya dia berangkat lebih awal, tetapi karena tugas dia lebih banyak maka dia menyelesaikan beberapa di rumahnya.

“Kak Shiya, ayo kita hampir terlambat ke madrasah,” kata Shinta, adiknya Shiya.

“Iya sebentar,” kata Shiya memasukkan barang-barangnya ke dalam tas kesayangannya.

”Ayo!” kata Shiya.

Mereka berboncengan menuju madrasah menggunakan sepeda milik Shiya. Sebenarnya lokasi madrasahnya cukup jauh, ada juga jalan pintas, namun… ada pohon beringin yang berhantu.

Hah?! berhantu?

Konon, di sana ada kuburan seorang kakek. jika orang-orang tidak mengatakan ‘permisi Datuk, saya mau numpang jalan’ maka, akan di hantui seumur hidup! Hii…seram, ya!

“Ayo cepat kak!” kata Shinta mencubit kakaknya gemas.

“Iya sebentar, tuh ada kuburan datuk!” kata Shiya pelan.

Mereka melewatinya dengan penuh rasa waswas dan ketakutan, walau begitu diap tetap menyeimbangkan sepedanya.

“Permisi Datuk, saya mau numpang lewat!” seru Shiya dan Shinta bersamaan.

Beberapa meter lagi mereka keluar dari area kuburan Datuk itu, tiba-tiba. Wussh!! ada bayangan hitam yang menyeberang dari arah sebelah kiri ke kanan dengan kecepatan penuh diiringi angin yang membuat bulu kuduk merinding.

Sontak, Shiya kaget dan mempercepat laju sepedanya, semua lubang jalan, polisi tidur, atau bantu sekalipun dia hajarnya, pokoknya yang ada di dalam pikirannya adalah bagaimana acara agar cepat keluar dari arena itu.

Pedal sepeda itu pun jika bisa akan berbicara, “ayo buruan aku juga takut!”

Akhirnya, mereka keluar dari area kuburan Datuk yang menyeramkan itu.

“Kak, kenapa kakak tadi cepat sekali?” tanya Shinta yang tidak mengetahui apa yang terjadi tadi karena selama dibonceng dia terus menundukkan kepala dan menutup matanya.

“Sekarang jam berapa?” kata Shiya balik bertanya.

“Jawab dulu pertanyaanku, kak!” kata Shinta kembali mencubit kakaknya gemas.

“Tadi ada sosok yang menyeberang, lebih tepatnya bayangan hitam, kakak takut lalu segera mempercepat pedal” jalas Shiya yang masih ngos-ngosan.

Shinta kemudian melihat jam di HP-nya, waktu menujukan pukul 8.30 WIB rupanya mereka telat dan acara sudah mau selesai. Sebagai anak yang baik dan bertanggung jawab diapun menemui mereka semua dan meminta maaf atas keterlambatannya.

Setelah semua selesai dibahas, karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB, akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing.

No comments:

Post a Comment