Sunday, January 27, 2019

Cerita Horror Nyata Hantu Di Cermin Sekolah



Cerita Horror Nyata Hantu Di Cermin Sekolah - Pernah penasaran mengapa banyak film horor yang menggunakan cermin sebagai medium yang menampilkan hantu? Ini mungkin bersangkutan dengan kepercayaan bahwa cermin adalah pintu ke dunia lain. Hal-hal yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata di dunia nyata, menjadi mungkin saat Anda memandang ke dalam cermin.

Cerita kamis horor kali ini bercerita tentang sosok menyeramkan di dalam cermin. Kejadiannya sendiri terjadi awal tahun yang lalu di sekolah ibu saya. Saat itu, saya yang sedang menganggur ditugasi untuk antar jemput ibu yang berprofesi sebagai guru. ke sekolah setiap hari. Selagi menunggu ibu mengajar di kelas, biasanya saya menunggu di ruangan guru sambil membaca buku. Nah, di ruangan guru itu terdapat sebuah lemari tua dengan kaca besar di bagian depannya.

***

Sudah seminggu saya mengantar ibu bolak-balik dari rumah dan sekolah. Selama seminggu itu pula saya menjadi akrab dengan lingkungan dan orang-orang yang bekerja di sekolah dasar negeri di Jakarta Utara tersebut. Sehari-harinya saya menunggu ibu mengajar di ruangan guru. Guru-guru lain tak keberatan membiarkan saya sendirian di ruangan itu tanpa penjaga karena tak ada barang berharga di ruangan tersebut. Para guru biasanya membawa tas dan barang berharga mereka saat mengajar sehingga ruangan itu akan kosong melompong. Di ruangan itu pun tidak ada televisi, hanya ada bangku, kursi, dan lemari tua berkaca yang terletak di belakang ruangan.

Saya ingat kejadian itu terjadi di siang bolong pada hari Kamis.

“Ibu ngajar dulu, ya, kamu tunggu saja di sini sambil baca buku,” ujar ibu saya sambil keluar bersama beberapa guru lain.

“Iya, bu,” begitu balas saya.

Tak berapa lama saya pun sendirian di ruangan tersebut. Sambil makan snack, saya langsung terhanyut dalam buku yang saya baca. Namun belum lama saya membaca, tiba-tiba saya mendengar suara kursi bergeser. Hm, apa ada guru yang balik ke ruangan ya?

Tetapi ketika saya melihat sekeliling, kok, tidak ada tanda-tanda orang yang masuk ke ruangan. Tanpa ada prasangka sedikit pun saya kembali membaca. Namun lagi-lagi saya mendengar suara kursi bergeser, kali ini suaranya dari belakang saya.

Saya pun menengokkan kepala dan melihat ke belakang. Di saat itu tanpa sengaja mata saya melihat ke kaca yang ada di lemari di belakang ruangan. Betapa kagetnya saya melihat sosok wanita asing sedang duduk dan menatap saya!

Anehnya, sosok tersebut langsung hilang saat saya mengejapkan mata. Merasa bingung dan ketakutan, saya kembali melihat ke seluruh ruangan untuk memastikan tidak ada orang lain ruangan tersebut. Saya sempat takut jika ada orang luar yang menyusup ke ruangan guru tersebut. Namun setelah cek berkali-kali tampaknya ruangannya memang benar-benar kosong.

Tanpa pikir panjang, saya pun menganggap bahwa penampakan tersebut hanya imajinasi saya. Mungkin juga ini gara-gara buku misteri Agatha Christie yang sedang saya baca, sehingga membuat saya membayangkan yang tidak-tidak.

Siapa sangka jika pendapat saya tersebut salah besar!

***

Keesokan harinya, saya kembali berada di ruangan guru yang sepi sambil menunggu ibu mengajar di kelas. Tak mau ketakutan, kali ini saya membawa buku komik lucu yang dibaca untuk menghabiskan waktu. Cara ini terbukti sukses karena hingga sore saya tidak lagi melihat penampakan wanita asing tersebut.

“Ibu, sudah siap pulang belum? Guru-guru lain sudah pulang. Lagian sudah sore, lho, nanti kejebak macet,” ujar saya kepada ibu.
“Iya tunggu sebentar, ibu mau ke toilet dulu, nih,” balas ibu, “Kamu tunggu saja di sini sambil jagain tas ibu,” katanya sambil buru-buru ke toilet.
“Huh, ya sudah,” ujar saya.

Jadilah saya kembali sendirian di ruangan tersebut karena guru-guru lain sudah pulang. Daripada bengong saya berniat memperbaiki riasan sekaligus mengecek kondisi lensa kontak yang saya pakai. Namun sepertinya saya lupa membawa cermin kecil yang biasanya selalu ada di tas saya. Ah, periksa saja sebentar di lemari berkaca di ruangan ini, pikir saya dalam hati. Kaki saya pun melangkah ke lemari berkaca tersebut.

Anehnya, saat melihat tampilan diri saya di cermin tersebut jantung saya langsung berdegup kencang. Benar saja saat saya memiringkan kepala ke arah kiri, sosok di cermin tersebut tetap menatap lurus ke saya dan justru tersenyum!

Saya langsung berteriak dan memanggil ibu. “Ibuuuuu! Ibuuuuuu!” teriak saya. Tapi tidak ada jawaban. Saya kembali melihat ke cermin tersebut dan kali ini betapa kagetnya saya. Ada sosok si wanita di belakang saya!

Saya pun menengok ke belakang tapi tidak melihat siapa pun. Namun saat kembali menengok ke cermin sosoknya tetap ada dan semakin dekat di belakang saya! Saya kembali menengok ke belakang dan kali ini wanita tersebut ada di belakang saya!

Saya berteriak kencang sambil menutup mata. Entah berapa lama saya berteriak, yang saya ingat tiba-tiba ibu saya datang bersama penjaga sekolah. Mereka mencoba menenangkan saya yang terduduk di lantai dan masih berteriak.

Hari itu adalah hari terakhir saya menginjakkan kaki ke sekolah ibu saya. Besok-besoknya saya selalu menolak permintaan ibu untuk mengantarnya. Bukan apa-apa, hingga saat ini pun saya masih takut memandang wajah saya sendiri di depan cermin.

No comments:

Post a Comment